Mengenal Sistem Pendukung Keputusan

Posted by Nicki Hermanto Putro On Wednesday 28 December 2016 0 komentar
Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK)


Ilustrasi Pendukung Keputusan


Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001).

SPK bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih baik.

SPK merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan menegement science, hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat.

Sprague dan Watson mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama yaitu (Sprague et.al, 1993):
1) Sistem yang berbasis komputer.
2) Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan
3) Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang mustahil dilakukan dengan kalkulasi manual
4) Melalui cara simulasi yang interaktif
5) Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.

2. Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh tiga komponen besar yaitu: Database Management, Model Base dan Software System/User Interface. Komponen SPK tersebut dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini.


                                                     Komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

a. Database Management
Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data yang merupakan suatu sistem pendukung keputusan dapat berasal dari luar maupun dalam lingkungan. Untuk keperluan SPK, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.

b. Model Base
Merupakan suatu model yang merepresentasikan permasalahan kedalam format kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk didalamnya tujuan dari permaslahan (objektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya. Model Base memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan membandingkan solusi alternatif.

c. User Interface / Pengelolaan Dialog
Terkadang disebut sebagai subsistem dialog, merupakan penggabungan antara dua komponen sebelumnya yaitu Database Management dan Model Base yang disatukan dalam komponen ketiga (user interface), setelah sebelumnya dipresentasikan dalam bentuk model yang dimengerti computer. User Interface menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukan dari pemakai ke dalam Sistem Pendukung Keputusan.

Manfaat Sistem Pendukung Keputusan
1) SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari SPK adalah :
2) SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya.
3) SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama barbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
4) SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.

Walaupun suatu SPK mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya,karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.

Sumber:
http://www.kajianpustaka.com/2013/09/sistem-pendukung-keputusan-spk.html  diakses di Jakarta, 28 Desember 2016, 18:51 WIB
READ MORE

Mengenal Perbedaan FAT dan NTFS

Posted by Nicki Hermanto Putro On Tuesday 31 May 2016 0 komentar


Perbedaan File System FAT dan NTFS Kelebihan dan Kekurangan
Halo sobat nickizoner, dimanapun kalian berada semoga dalam keadaan baik-baik saja ya. Aamiin. Topik bahasan kali ini nickizoner membahas tentang teknologi penyimpanan berkas. Kemungkinan kalian sudah mengenalnya dua format tersebut yang tidak asing lagi, yaitu FAT dan NTFS, sistem tersebut adalah sebagian dari file  sistem pemetaan data yang terdapat pada media peyimpanan data seperti harddisk, flashdisk, memory card , dll. Namun ada yang tahu tidak keunggulan dan kekurangan dari sistem penyimpanan tersebut dan ada yang tahu apa  itu FAT dan NTFS itu?

FAT
Sistem berkas FAT atau FAT File Sistem singkatan dari File Allocation Table adalah sebuah sistem berkas yang menggunakan struktur tabel alokasi berkas sebagai cara dirinya beroperasi. Untuk penyingkatan, umumnya orang menyebut sistem berkas FAT sebagai FAT saja. Kata FAT sendiri adalah singkatan dari File Allocation Table, yang jika diterjemahkan secara bebas ke dalam Bahasa Indonesia menjadi Tabel Alokasi Berkas. Arsitektur FAT sekarang banyak digunakan secara luas dalam sistem komputer dan kartu-kartu memori yang digunakan dalam kamera digital atau pemutar media portabel.

FAT pertama kali dikembangkan oleh Bill Gates dan Marc McDonald, pada tahun 1976-1977. Sistem berkas ini merupakan sistem berkas utama untuk sistem operasi yang ada saat itu, termasuk di antaranya adalah Digital Research Disk Operating Sistem (DR-DOS), OpenDOS, FreeDOS, MS-DOS, IBM OS/2 (versi 1.1, sebelum berpindah ke sistem HPFS), dan Microsoft Windows (hingga Windows Me). Untuk disket, FAT telah distandardisasikan sebagai ECMA-107 dan ISO/IEC 9293. Standar-standar tersebut hanya mencakup FAT12 dan FAT16 tanpa dukungan nama berkas panjang, karena memang beberapa bagian dalam standar nama file panjang di dalam sistem berkas FAT telah dipatenkan.

Sistem berkas ini digunakan oleh sistem operasi MS-DOS (hanya versi FAT12 dan FAT16), Windows (hampir semua versi Windows; untuk versi FAT yang didukung olehnya lihat pada bagian versi), GNU/Linux, dan masih banyak sistem operasi lainnya yang juga mendukung, termasuk Macintosh Mac OS/X.

FAT12
FAT12 adalah sistem berkas yang menggunakan ukuran unit alokasi yang memiliki batas hingga 12-bit, sehingga hanya dapat menyimpan maksimum hingga 212 unit alokasi saja (4096 buah). Sistem berkas ini adalah sistem berkas asli dari FAT yang pertama kali digunakan dalam sistem operasi MS-DOS.

Karena beberapa sistem operasi Windows menggunakan ukuran unit alokasi sistem berkas yang dibuat berdasarkan ukuran sektor (kelipatan 512 byte, dari 1 sektor hingga 16 sektor), FAT12 memiliki batasan pada kapasitasnya, yakni hingga 32 Megabyte. Karena itulah, FAT12 umumnya hanya digunakan sebagai sistem berkas untuk media penyimpanan floppy disk (disket). Tabel berikut berisi informasi sistem operasi apa saja yang mendukung sistem berkas FAT12.

Sistem operasi
Dukungan
MS-DOS
Ya (semua versi MS-DOS)
Windows 95 (semua versi)
Ya
Windows 98
Ya
Windows Millennium Edition
Ya
Windows NT 3.x
Ya
Windows NT 4.0
Ya
Windows XP
Ya
Windows Server 2003
Ya
Windows Vista
Ya


FAT16
FAT16 adalah sistem berkas yang menggunakan unit alokasi yang memiliki batas hingga 16-bit, sehingga dapat menyimpan hingga 216 unit alokasi (65536 buah). Sistem berkas ini memiliki batas kapasitas hingga ukuran 4 Gigabyte saja. Ukuran unit alokasi yang digunakan oleh FAT16 bergantung pada kapasitas partisi yang hendak diformat: jika ukuran partisi kurang dari 16 Megabyte, maka Windows akan menggunakan sistem berkas FAT12, dan jika ukuran partisi lebih besar dari 16 Megabyte, maka Windows akan menggunakan sistem berkas FAT16. Tabel berikut berisi informasi sistem operasi apa saja yang mendukung sistem berkas FAT16.

Sistem operasi
Dukungan
MS-DOS
Ya (versi 4.x ke atas); Tidak (sebelum versi 4.x)
Windows 95 (semua versi)
Ya
Windows 98
Ya
Windows Millennium Edition
Ya
Windows NT 3.x
Ya
Windows NT 4.0
Ya
Windows 2000
Ya
Windows XP
Ya
Windows Server 2003
Ya
Windows Vista
Ya

VFAT (Virtual FAT)
VFAT adalah sebuah variasi sistem berkas FAT16 yang mendukung nama berkas panjang, hingga 255 karakter. Sistem berkas ini diintegrasikan ke dalam sistem operasi Windows 95 dan Windows NT 3.51. Meskipun mendukung nama berkas panjang, sebenarnya dalam struktur sistem berkas ini tidak ada perubahan yang signifikan. Bahkan nama berkas panjang akan memakai beberapa entri direktori secara sekaligus.

FAT 32
FAT 32 adalah yang merupakan perkembangan dari FAT 16 di perkenalkan oleh Windows 95 SP2. FAT32 menawarkan kemampuan menampung jumlat cluster yang lebih besar dalam partisi. Selain itu juga mengembangkan kemampuan harddisk menjadi lebih baik dibanding FAT16. Sistem ini dapat dibaca di berbagai operating sistem seperti windows dan Linux namun di sistem table ini masih ada kekurangannya.


Gambar di atas adalah properties dari Local Disk dengan File system format FAT32. 
Berikut ini kelebihan dan kekurangannya :
Kelebihan :
1.    baik untuk menghandle kapasitas hardisk yang tidak terlalu besar.
2.    Terbaca Diberbagai operating sistem.
3.    Dapat menampung jumlah cluster yang lebih banyak dibanding FAT 16.
Kekurangan :
1.    Tidak dapat menangani file dengan kapasitas yang besar diatas 32 GB.
2.    Tidak ada fitur keamanan.
3.    Tidak ada fitur kompresi data.
4.    Tidak ada fitur enskripsi data.

Dan berikut ini adalah data ukuran maksimal dan spesifikasi pada sistem FAT32 :
- Max ukuran filer 4 Gigabyte
- Max jumlah file 65.517
- Max panjang nama file 255
- Max ukuran partisi 2 Terabyte
- Memiliki file permission

NTFS
NTFS merupakan singkatan dari New Technology File System adalah file berkas yang terbaru dari sebelumnya (FAT32) yang diperkenalkan oleh Windows yang digunakan hingga sekarang. File berkas ini lebih baik dari pada file berkas sebelumnya karena dilengkapi berbagai fitur tambahan yang tidak ada terdapat dari file berkas yang terdahulunya.

NTFS merupakan sistem file yang memiliki sebuah desain sederhana namun memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan sistem file FAT. Dalam NTFS, semua data file data (nama file, tangal pembuatan, ijin akses, isi dan lokasi) disimpan dalam metadata pada Master File Table (MFT).

NTFS pertama kali dikenalkan Microsoft pada sistem operasi Windows NT (1991-2007) dan mendukung sistem operasi terbaru mulai Windows 7.



Dari gambar di atas sudah dapat dilihat berbagai fitur NTFS yang terdapat pada tab nya , dan berikut ini adalah kelebihan serta kekurangannya.
Kelebihan :
1. Dapat mengatur kuota volume untuk setiap pengguna.
2. Mendukung sistem berkas terenkripsi secara transparan dengan menggunakan beberapa jenis algoritma enkripsi yang umum digunakan.
3. Mendukung kompresi data yang transparan meskipun tidak memiliki rasio yang besar, dapat digunakan untuk menghemat penggunaan ruangan harddisk. 
4.  Mendukung hard link serta symbolic link seperti halnya sistem berkas dalam sistem operasi keluarga UNIX, meskipun dalam NTFS implementasinya lebih sederhana.
5. Mendukung penamaan berkas dengan metode pengodean Unicode (16-bit UCS2) hingga 255 karakter.
6. Memiliki fitur untuk menampung lebih dari satu buah ruangan data dalam sebuah berkas.

Kekurangan:
1. Tidak support dengan banyak sistem operasi Lawas.
2. Tidak bisa terdeteksi ketika melakukan boot dengan floopy.
 
Namun, umumnya NTFS tidak kompatibel dengan sistem operasi lain yang terinstall di komputer yang sama (Multi OS) bahkan sistem file ini juga tidak dapat dikenal apabila kita melakukan StartUp Boot menggunakan floppy disk. Karena itu, disarankan untuk menyediakan partisi kecil menggunakan sistem file FAT di awal partisi, karena partisi ini dapat digunakan untuk menyimpan Recovery Tool apabila mendapat masalah.

Sejak pertama kali dibuat, NTFS telah mengalami perkembangan. Berikut versi dari sistem file NTFS:
NTFS versi 1.0 
NTFS ini datang bersama dengan Windows NT 3.1. Versi ini menawarkan fungsi yang sangat dasar, tetapi sudah jauh lebih baik dibandingkan sistem file FAT.

NTFS versi 1.1
NTFS ini datang bersama dengan Windows NT 3.50. Versi ini menambahkan dukungan terhadap pengaturan akses secara diskrit (discretionary access control).

NTFS versi 1.2
NTFS ini datang bersama dengan Windows NT 4.0. Versi ini menambahkan dukungan terhadap auditing setiap berkas dan juga kompresi transparan.

NTFS versi 2.0
NTFS ini tidak dirilis Microsoft secara umum, karena berbagai kendala yang dialaminya. Microsoft menggagalkan proyek NTFS 2.0 dan langsung menginjak NTFS 3.0.

NTFS versi 3.0
NTFS ini datang bersama dengan Windows 2000. Versi ini menawarkan banyak peningkatan dibandingkan dengan versi sebelumnya. Di antaranya adalah penetapan kuota kepada setiap pengguna, Encrypting File System (EFS), sistem keamanan yang dapat diatur dari server pusat, fitur indeksasi terhadap properti dan isi setiap berkas, dan lain-lain. Selain itu, NTFS 3.0 juga menawarkan dukungan kepada struktur GUID Partition Table dan Logical Disk Management.

NTFS versi 3.1 
NTFS ini datang bersama dengan Windows XP SP1 dan Windows Server 2003. Versi ini menawarkan perbaikan minor yang terjadi dalam versi sebelumnya (khususnya di bidang performa), dan juga penggantian algoritma enkripsi yang digunakan oleh EFS dari DESX atau 3DES menjadi AES-256.

Secara garis besar, perbandingan antara FAT32 dengan NTFS adalah sebagai berikut:

1.       Kecepatan akses
Secara umum NTFS mempunyai kecepatan akses file yang lebih baik daripada FAT32.
Ukuran partisi dan banyak file
NTFS dan FAT32 mempunyai ukuran maksimal partisi sebesar 2 Terabytes. Ukuran maksimal file NTFS tidak terbatas sesuai ukuran partisi, begitu juga dengan jumlah cluster NTFS tidak terbatas. Sementara ukuran maksimal file FAT32 sebesar 4 Gigabyte dan dengan jumlah cluster maksimal 268.435.456 cluster.

2.       Keamanan data
NTFS memiliki built in security yang memungkinkan untuk mengatur permission dari masing-masing file maupun direktori, sedangkan FAT32 tidak memilikinya.

3.       Daya tahan
NTFS menggunakan standard transaction logging sehingga pemulihan terhadap kesalahan yang tidak diinginkan dapat dilakukan dengan mudah.

4.       Efisiensi penggunaan disk space
NTFS lebih hemat daripada FAT32 karena NTFS menggunakan cluster yang lebih kecil.

5.       Kecocokan dengan sistem file lain
Partisi yang menggunakan NTFS hanya dapat diakses oleh partisi lain yang juga menggunakan NTFS. Partisi yang menggunakan NTFS tidak dapat dibaca oleh partisi yang menggunakan FAT32. Partisi yang menggunakan FAT32 dapat diakses oleh partisi lain baik yang menggunakan FAT32 maupun NTFS. FAT32 lebih compatible, baik dengan FAT32 sendiri maupun NTFS.

Dan berikut ini adalah data ukuran maksimal dan spesifikasi pada sistem NTFS:
- Max ukuran filer 16 Exabyte.
- Max jumlah file 4.294.967.295.
- Max panjang nama file 255.
- Max ukuran partisi 16 Exabyte.
- Memiliki fitur enkripsi dan file permission.

Dan berikut ini adalah table perbandingan di antara NTFS dan FAT :
Karakteristik
NTFS
FAT32
FAT16
Jumlah berkas dalam satu volume
232-1 berkas
228 berkas
228 berkas
Berkas atau subdirektori setiap direktori
Tidak terbatas
216-2 berkas atau direktori
216-2 berkas atau direktori
Kompatibilitas dengan sistem operasi DOS
Tidak
Tidak
Ya
Dapat dual-booting dengan Windows 95/98
Tidak
Ya (Windows 95 OSR 2.0 ke atas)
Ya (Semua versi)
Kompresi data transparan
Ya
Tidak
Tidak
Enkripsi Transparan
Ya (versi 3.0 ke atas)
Tidak
Tidak
Penetapan kuota ruangan untuk tiap pengguna
Ya
Tidak
Tidak
Ukuran berkas maksimum
264 - 1 byte
232 - 1 byte
232 - 1 byte
Ukuran cluster minimum
512 bytes (1 sektor)
512 bytes (1 sektor)
512 bytes (1 sektor)
Ukuran cluster maksimum
64 KB (128 sektor)
64 KB (128 sektor)
64 KB (128 sektor)
Ukuran partisi maksimum
232 cluster
4,177,198 cluster
2 Gigabyte (bisa sampai 4 Gigabyte pada Windows NT)
Jumlah berkas tiap partisi
232 - 1 berkas
228 berkas
216 berkas
Jumlah direktori tiap partisi
Tidak Terbatas
216 - 2 direktori
216 - 2 direktori

Format file NTFS mempunyai minimum cluster size 4 KB di harddisk, jadi sekecil apapun file yang kita buat akan dihitung sebesar 4 KB di harddisk. sedangkan Format file FAT32 cluster sizenya 32KB, jadi misalkan kita mempunyai file notepad yg isinya kecil pada saat kita save file tersebut akan tersimpan sebesar 32 KB di harddisk, dari sini bisa diambil kesimpulan juga kalau format file NTFS bisa lebih menghemat space di harddisk. NTFS merupakan teknologi baru sehingga secara keseluruhan performa meninggalkan FAT32 bila kita terapkan pada tahun sekarang ini.

Demikian pembahasan mengenai file sistem FAT dan NTFS serta perbedaannya baik kelebihan dan kekurangannya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada saran atau komentar jangan ragu untuk menulis di kolom komentar ya. Kritik dan saran yang membangun akan sangat berguna untuk perbaikan artikel ini khususnya dan blog nickizoner pada umumnya.
Terimakasih.

Sumber:
1. http://www.notepedia.info/2015/02/perbedaan-fat32-dan-ntfs-kelebihan-dan.html  diakses hari Sabtu, 28 Mei 2016, 21:34 WIB.
2. https://id.wikipedia.org/wiki/FAT#FAT12  diakses hari Selasa, 31 Mei 2016, 10:53 WIB.
3. http://www.gudangilmukomputer.com/2015/12/mengenal-sistem-file-file-system-pada-microsoft-windows.html    diakses hari Selasa, 31 Mei 2016, 11:26 WIB.
4. https://id.wikipedia.org/wiki/NTFS   diakses hari Selasa, 31 Mei 2016, 11:28 WIB.

READ MORE

Memahami Serangan Denial of Service

Posted by Nicki Hermanto Putro On Sunday 13 March 2016 0 komentar
Memahami Serangan Denial of Service

Dalam artikel ini saya akan menjelaskan mengenai jenis serangan yang bisa dikatakan tidak ada obatnya, yaitu denial of service atau DoS. Bila serangan DoS ini dilakukan secara beramai-ramai dan terorganisir dengan baik, maka akan menghasilkan kerusakan yang dahsyat dan sanggup melumpuhkan situs-situs populer seperti situs berita, sosial media, email service, pemerintahan, belanja online, e-commerce, perbankan.

Mengenal DoS

Denial of service adalah jenis serangan yang tujuannya adalah mencegah pengguna yang sesungguhnya menikmati layanan yang diberikan server. Server sesuai namanya adalah pelayan yang harus selalu siap melayani permintaan pengguna, yang umumnya beroperasi 24 jam tanpa henti. Contohnya adalah web server yang bertugas melayani pengunjung web menyediakan informasi dalam bentuk halaman html. Dalam kondisi normal, pengunjung dapat meminta resource dari web server untuk ditampilkan dalam browsernya, namun bila web server terkena serangan DoS maka pengunjung tidak bisa menikmati layanan web server.

Secara umum ada 2 cara melakukan serangan DoS:

  1.  Mematikan Server
  2. Menyibukkan Server
        - Tanpa bug/vulnerability
        - Meng-exploit bug/vulnerability

DoS dengan Mematikan Server: Kill Them!

Anda pernah mengalami ingin memakai telepon umum atau ATM namun tidak bisa karena di mesin tersebut ditempel kertas berisi pesan “Out of Service” atau “Sedang dalam perbaikan”. Telepon umum adalah target serangan DoS yang biasa terjadi, dimana-mana kita menemukan telpon umum yang rusak karena serangan DoS seperti membanting gagang telpon, mencabut kabel, memecahkan LCD dan aksi-aksi lainnya.

Tujuan serangan ini adalah membuat server shutdown, reboot, crash, “not responding”. Jadi serangan ini menghasilkan kerusakan yang sifatnya persisten artinya kondisi DoS akan tetap terjadi walaupun attacker sudah berhenti menyerang, server baru normal kembali setelah di-restart/reboot.

Bagaimana cara serangan DoS ini dilakukan? Serangan ini dilakukan dengan meng-exploit bug/vulnerability pada server. Kata kunci pada vulnerability jenis ini biasanya adalah “specially/carefully crafted packet/request”, yang artinya paket yang dirancang khusus. Kenapa dirancang khusus? Sebab dalam paket itu mengandung  sifat tertentu yang membuat server mati ketika mengolah paket khusus itu.

Mari kita perhatikan beberapa contoh vulnerability yang berakibat pada DoS attack:

Ping of Death ( CA-1996-26 )

Ini adalah jenis bug yang sudah sangat tua. Praktis sudah tidak ada lagi sistem yang vulnerable terhadap bug ini. Bug ini bila diexploit akan membuat server crash, freeze atau reboot. Serangan ini dilakukan dengan mengirimkan “specially crafted” paket berupa oversized ICMP packet, yaitu paket yang ukurannya di atas normal. Ketika server menerima dan memproses paket yang “aneh” ini, maka server akan crash, freeze atau reboot. Ini adalah contoh serangan DoS “one shot one kill” karena bisa merusak server hanya dengan satu tembakan saja.

MySQL IF Query DoS ( SA25188 )

Bug ini akan membuat mysql server menjadi crash hanya dengan mengirim sql khusus yang mengandung fungsi IF() contohnya: “SELECT id from example WHERE id IN(1, (SELECT IF(1=0,1,2/0)))”. Ini juga jenis serangan “one shot one kill”.

Cisco Global Site Selector DNS Request Denial of Service (SA33429)

Bug ini membuat DNS server Cisco mati dengan mengirimkan beberapa “specially crafted” paket request DNS dalam urutan tertentu.

Tiga contoh di atas kiranya cukup memberikan gambaran tentang bagaimana serangan DoS jenis ini dilakukan. Pada intinya adalah attacker memanfaatkan (baca:mengexploit) bug yang membuat server berhenti bekerja dan biasanya dilakukan sendirian secara remote dengan mengirimkan specially crafted packet.

DoS dengan Menyibukkan Server: Make Them As Busy As Possible!

Pada waktu menjelang lebaran kita sering merasa begitu sulit mengirim sms, bahkan sering terjadi gagal kirim. Begitu juga ketika berlangsung acara kuis di TV, mengelpon ke nomor untuk menjawab kuis terasa begitu sulit.  Hal ini terjadi karena ada begitu banyak orang yang mengirim sms pada saat lebaran dan menelpon pada waktu kuis sehingga membuat jaringan telekomunikasi menjadi begitu sibuk sampai tidak bisa melayani pengguna lain. Peristiwa itu mirip dengan yang terjadi ketika sebuah server mendapat serangan denial of service. DoS yang terjadi pada peristiwa tersebut bukan jenis DoS yang mematikan server, namun jenis DoS yang menyibukkan server.

Jenis DoS ini bersifat sementara, server akan kembali normal bila attacker berhenti mengirimkan request yang membuat sibuk server.

DoS jenis ini terbagi lagi menjadi 2 jenis berdasarkan cara melakukan serangan:

   1. Exploiting vulnerability: Menyerang dengan malicious request/packet
   2. No vulnerability exploitation: Menyerang dengan normal request/packet

Membuat server sibuk dengan mengexploitasi vulnerability lebih cepat daripada tanpa mengeksploit vulnerability.

Make Server Busy by Exploiting Vulnerability

Dalam serangan DoS jenis ini, attacker memanfatkan bug yang membuat server berlebihan dalam menggunakan resource (cpu,memory,disk space dsb). Attacker akan mencari cara bagaimana agar membuat server bekerja ekstra keras (jauh lebih keras dari request normal) untuk melayani request dia. Biasanya serangan DoS jenis ini tidak berupa serangan “one shot one kill”. Serangan dilakukan dengan melakukan banyak request dengan setiap request membuat server mengonsumsi lebih banyak resource dari request yang normal.

Dalam hitungan matematika sederhana, bila attacker bisa membuat server bekerja selama 10 detik  hanya untuk melayani dia (misal normalnya 0,1 detik), maka attacker bisa mengirimkan request 1.000x untuk membuat server melayani dia selama 10.000 detik (2,7 jam lebih) sehingga membuat pengguna lain tidak bisa menikmati layanan server.

Untuk lebih memahami DoS jenis ini, mari kita lihat contoh-contoh vulnerability yang bisa diexploit untuk melancarkan serangan DoS jenis ini:

TCP SYN Flood DoS

Ini adalah serangan DoS yang sudah sangat tua. Attacker menyerang dengan cara membanjiri server dengan malicious request berupa paket SYN dengan fake source IP address. SYN packet adalah paket dari client yang mengawali terbentuknya koneksi TCP/IP, setelah itu server akan membalas dengan SYN-ACK, dan dilengkapi dengan paket SYN-ACK-ACK dari client, tiga proses ini disebut three way handshake.

Triknya adalah pada fake source ip address pada paket SYN dari client. Akibatnya server akan mengirim SYN-ACK (step 2) ke ip address yang salah sehingga server juga tidak akan mendapatkan balasan SYN-ACK-ACK dari client. Padahal untuk setiap client yang mencoba membuka koneksi, server akan mengalokasikan resource seperti memori dan waktu untuk menunggu datangnya balasan ACK dari client. Dengan cara ini attacker menghabiskan resource server hanya untuk melayani request palsu dari attacker.

Apache mod_deflate DoS

Apache menggunakan mod_deflate untuk memampatkan file. Bila visitor meminta sebuah file, maka apache akan menggunakan mod_deflate untuk memampatkannya kemudian mengirimkan ke visitor tersebut. Namun bila di tengah proses pemampatan, visitor memutuskan koneksi TCP, Apache masih terus bekerja memampatkan file untuk visitor yang sebenarnya sudah tidak ada (sudah disconnect). Jadi bugnya adalah pada borosnya pemakaian resource cpu untuk memampatkan file untuk client yang sudah tidak ada.

Attacker memanfaatkan kelemahan ini dengan meminta sebuah file yang berukuran besar, kemudian dalam waktu singkat memutuskan koneksi sehingga membuat server bekerja keras mempatkan file untuk visitor yang sudah tidak ada. Request ini diulang berkali-kali sampai server begitu sibuknya dan semua resource cpu habis.

Dua contoh vulnerability di atas cukup menjelaskan bagaimana serangan DoS jenis ini dilakukan. Pada intinya adalah dengan mengirim banyak malicious request/paket  yang membuat server mengonsumsi resource lebih banyak dan lebih lama untuk setiap requestnya.

Make Server Busy Without Exploiting Vulnerability

Ini adalah jenis serangan yang mengandalkan pada kemampuan mengirimkan normal request sebanyak-banyaknya sehingga server menjadi sibuk. Perbedaan DoS jenis ini dengan DoS yang mengexploit vulnerability adalah pada requestnya. Request yang dikirimkan pada DoS jenis ini adalah request yang normal seperti yang dilakukan pengguna biasa, sehingga server tidak mengonsumsi resource berlebihan. Sedangkan DoS yang mengandalkan vulnerability mengirimkan specially crafted malicious request untuk membuat server mengonsumsi resource lebih banyak untuk melayani malicious request tersebut.

Normal request hanya membuat server mengonsumsi resource dalam jumlah biasa-biasa saja, tidak akan mengganggu kerja server secara keseluruhan. Diperlukan normal request dalam jumlah yang sangat banyak untuk membuat server terganggu kerjanya. Jadi agar serangan ini menjadi efektif, maka serangan harus dilakukan beramai-ramai dari banyak tempat, semakin banyak penyerang semakin bagus hasilnya. Serangan ini juga disebut dengan distributed DoS (DDoS) karena dilakukan dari banyak lokasi yang terdistribusi (tersebar).

Serangan DDoS dilakukan dengan menggunakan komputer zombie atau robot. Zombie adalah komputer yang sudah dikuasai attacker sehingga bisa dikendalikan dari jarak jauh. Sekumpulan komputer zombie membentuk jaringan yang disebut bot-net. Attacker mendapatkan banyak zombie dengan menyebarkan virus atau worm, setiap komputer yang terinfeksi akan diinstall program yang membuat komputer bersedia menjalankan perintah dari attacker.


Courtesy of: www.dos-attack.net

Gambar di atas menjelaskan cara kerja DDoS. Attacker memberi perintah kepada semua pasukannya untuk membuat request HTTP ke sebuah website. Bila pasukan yang dikuasai attacker sangat besar, maka web server akan dibanjiri request sehingga menjadi terlalu sibuk dan tidak bisa diakses oleh pengguna yang sebenarnya (real visitor).

Serangan jenis ini tidak ada obatnya karena attacker tidak meng-exploit bug atau vulnerability apapun. Bila pada jenis DoS yang lain, serangan dapat dicegah dengan melakukan patching atau update software, maka serangan ini tidak bisa dihentikan dengan update atau patch.

Kaedah serangan DDoS boleh menggunakan komputer anda untuk menyerang komputer lain. Dengan mengambil kesempatan daripada kelemahan atau celah-celah keamanan, seorang penyerang dapat mengambil alih komputer anda. Penyerang kemudian dapat memaksa komputer anda untuk mengirim jumlah data yang besar ke laman web atau menghantar spam kepada alamat e-mail tertentu. Serangan itu 'diedarkan' (distributed) kerana penyerang menggunakan komputer secara berbilang, termasuk komputer anda, untuk melancarkan serangan yang merusak.

Dengan kata mudah ambil contoh kita mengirim berbagai permintaan HTTP (HTTP Request) kepada sasaran. Pelayanan mempunyai lebar jalur yang tetap dan had bandwidth tertentu jadi apabila kita mengirim beribu-ribu permintaan atau sesi pada masa tertentu dari satu titik tunggal, setelah beberapa saat masa pelayanan tersebut (server) akan 'mati'.


Kesimpulan

Denial of service adalah serangan yang membuat server tidak bisa melayani pengguna yang sesungguhnya. Berikut adalah jenis-jenis serangan DoS berdasarkan cara melakukan serangan:

Mematikan Server: one shot, one kill untuk membuat server menjadi crash, hang, reboot.
Menyibukkan Server: mengirim banyak sekali request untuk membuat server sibuk.
Exploiting bug: mengirim banyak specially crafted request. Jumlah request tidak sebanyak jenis DoS yang menyibukkan server dengan normal request.
Normal request: mengirim banyak request normal seperti pengguna biasa. Diperlukan jumlah request yang lebih banyak dibandingkan jenis DoS yang menyibukkan server dengan exploit bug. Biasanya menggunakan botnet secara terdistribusi.

Sumber:
http://www.ilmuhacking.com/web-security/memahami-serangan-denial-of-service/ diakses hari Minggu, 13 Maret 2016 07:27 WIB

READ MORE

Cara Mengatasi Fungsi Rumus Microsoft Excel Tidak Otomatis

Posted by Nicki Hermanto Putro On Monday 25 January 2016 0 komentar
Ketika saat dibutuhkan rumus Microsoft Excel, tiba-tiba tidak muncul secara otomatis saat melakukan penghitungan. Hal ini sebenarnya sepele, namun membuat puyeng juga kalo ga tau sebab masalahnya dan solusinya. Apalagi kalo datanya mencapai ribuan, bisa-bisa jari keriting ketik rumus satu-persatu atau disorot lagi rumusnya pas mau deadline lagi, alamaak.

Penyebabnya adalah fungsi otomatis formula tidak dijalankan, atau fungsinya tidak tercentang. Untuk mengeceknya, klik pada menu formula kemudian klik menu calculation option dan perhatikan fungsi otomatisnya, apabila tidak tercentang, akibatnya fungsi rumus pada Microsoft Excel tidak akan melakukan penjumlahan secara otomatis.

Demikian, semoga bermanfaat.
READ MORE